BOJONEGORO
-- Dwi Purwoko, 37 Tahun seorang warga Rt 003/04 Desa Bungur yang mengaalami
PHK dari Perusahaan Kayu Surabaya pada tahun 2002 mengadu nasibnya dengan
memulai usaha krupuk. Tidak disangka saat ini mampu mempekerjakan warga dari
Desa Bungur, Desa Mojo Asem, Desa Tawang dan Desa Drajat yang tersebar di
bagian produksi, bagian pengemasan dan pemasaran yang berjumlah hampir seratus
orang. Usaha milik "Cak Pur" panggilan akrab Dwi Purwoko di desa
Bungur kini sudah memproduksi 17 Jenis krupuk dan 100 lebih jenis jajanan snack
yang biasa kita jumpai di warung, toko dan pasar dengan nilai omset 350 hingga
450 juta yang diputar setiap bulannya.
Indri Ajeng (7/8), Mahasiswi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Surabaya bersama teman-temannya dari KKN 24 yang melakukan
riset ekonomi sebagai bagian aspek resiko yang berpotensi terdampak oleh
Bencana di Desa Bungur Kecamatan
Kanor Kabupaten Bojonegoro mengungkapkan bahwa Usaha milik Cak Pur berdiri sejak akhir Tahun 2002 dengan modal awal hanya 60 ribu rupiah, memulai dengan membuat di malam hari dan menjualnya pada pagi hari di warung-warung dan pasar.
Kanor Kabupaten Bojonegoro mengungkapkan bahwa Usaha milik Cak Pur berdiri sejak akhir Tahun 2002 dengan modal awal hanya 60 ribu rupiah, memulai dengan membuat di malam hari dan menjualnya pada pagi hari di warung-warung dan pasar.
Memasuki tahun
2005, usaha krupuk Cak Pur mulai meningkatkan modal dengan memberanikan diri
menghutang 7 juta rupiah dari Kredit Usaha Rakyat/ KUR. Kemudian pada tahun
2010, usaha krupuk Cak Pur ini resmi berbentuk UD dengan nama Putra
Tunggal Jaya, setiap harinya UD Putra Tunggal Jaya dapat memproduksi 3.5 hingga 4 Kwintal produk krupuk yang siap dikemas dan dipasarkan. UD Putra Tunggal Jaya memasarkan produknya di sejumlah kota dan kabupaten di Jawa Timur sampai ke Purwodadi Jawa Tengah dengan armada 5 unit mobil box dan 7 unit sales motoris.
Saat diwawancarai tim KKN 24, Cak Pur mengaku sempat mengalami kerugian besar pada tahun 2007-2009 akibat kenaikan BBM karena semua bahan produksi naik, jumlah produksi harian UD Putra Tunggal Jaya juga harus dikurangi saat musim penghujan sebab bahan krupuk yang dijemur membutuhkan waktu lebih lama untuk kering dan bagian pemasaran harus merubah jalur distribusi produk lebih jauh jika akses jalan mengalami banjir.
Tunggal Jaya, setiap harinya UD Putra Tunggal Jaya dapat memproduksi 3.5 hingga 4 Kwintal produk krupuk yang siap dikemas dan dipasarkan. UD Putra Tunggal Jaya memasarkan produknya di sejumlah kota dan kabupaten di Jawa Timur sampai ke Purwodadi Jawa Tengah dengan armada 5 unit mobil box dan 7 unit sales motoris.
Saat diwawancarai tim KKN 24, Cak Pur mengaku sempat mengalami kerugian besar pada tahun 2007-2009 akibat kenaikan BBM karena semua bahan produksi naik, jumlah produksi harian UD Putra Tunggal Jaya juga harus dikurangi saat musim penghujan sebab bahan krupuk yang dijemur membutuhkan waktu lebih lama untuk kering dan bagian pemasaran harus merubah jalur distribusi produk lebih jauh jika akses jalan mengalami banjir.
0 comments :
Post a Comment