SURABAYA -- Dinas Perhubungan Kota Surabaya mematangkan pembahasan
persiapan angkutan massal cepat berupa trem dengan menghadiri rapat dengan
Kementerian Perhubungan pada pekan depan.
Kepala Dinas
Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat, di Surabaya, Rabu,
mengatakan pihaknya meyakini proyek trem yang didanai pusat dengan anggaran
Rp2,2 trilliun itu akan tetap terealisasi.
"Pekan
depan, pemkot masih diajak rapat untuk membahas tentang realisasi trem di Kota
Pahlawan," katanya.
Ia
mengatakan pihaknya tidak terpengaruh dengan pernyataan Menteri Perhubungan
yang menyebut angkutan massal jenis trem yang direncanakan akan dikaji kembali.
"Memang
harus diakui adanya pergantian struktur pejabat di Kementerian Perhubungan
cukup membawa pengaruh. Jadi kita harus melakukan pendekatan lagi dengan
mereka. Tapi yang jelas, kemarin kita masih diundang rapat kok untuk bahas trem
ini," ujar Irvan.
Tidak hanya
itu, lanjut dia, hal yang membuat pemkot tetap memiliki harapan adalah proyek
trem sudah berjalan meski tidak berprogres banyak. Tim dari Ditjen
Perkeretaapian juga sudah melakukan pengukuran langsung di Surabaya yang akan
menggunakan konsep reaktifivasi tersebut, termasuk peninjauan jalur dan juga
kondisi rel yang lama.
Selain itu
di pusat rapat rapat juga masih berjalan. "Pemerintah kota juga terus
melakukan komunikasi, minggu ini juga masih akan rapat bersama dengan mereka
untuk rapat soal pelebaran palang pintu FR," ujar Irvan.
Menurutnya,
adanya statemen dari Menhub diharapkan tidak akan berdampak ke rencana trem di
Surabaya. Sebab secara perencanaan kota, trem dan juga light rail train (LRT)
ini juga sudah dimasukkan ke RPJMD. Sehingga mau tidak mau memang harus
terelisasi. Selain itu tahapan perencanaan juga sudah dibahas sejak tujuh tahun
lalu.
"Jadi
sekarang ya tinggal keputusan pusat. Entah nanti akan ada perubahan skema
penganggaran atau bagaimana," kata Irvan.
Selain itu,
dari pemkot sendiri menurut Irvan juga terus mematangkan persiapan untuk sarana
pendukung angkutan massal tersebut. Salah satunya adalah realiasi park
and ride yang terintegrasi dengan jalur angkutan massal, baik itu jalur utara
selatan maupun barat timur.
Tahun ini
Dishub menganggarkan Rp25 miliar untuk penyelesaian pembangunan gedung parkir
di Jalan Mayjeng Sungkono dan juga di Jalan Adityawarman. Sedangkan tahun depan
rencananya akan dianggarkana sebesar Rp30 miliar untuk pembangunan gedung
parkir di Arif Rahman Hakim dan juga Joyoboyo. "Yang tahun ini selesai ya yang di Mayjend
Sungkono dan Adityawarman. Yang tahun depan kita bangunkan yang joyoboyo dan
eks gedung Disperindag. Kami ingin membuktikan bahwa Surabaya sudah menyiapkan
perencanaan makro untuk angkutan massal," katanya.
0 comments :
Post a Comment